Senin, 18 Oktober 2010

FESTIVAL "DOLANAN ANAK TRADISIONAL" 2010 DI KABUPATEN BATANG

     Dalam rangka melestarikan dan mengenalkan kebudayaan tradisional kepada generasi muda. Minggu, 17 Oktober 2010 digelar Fetival "Dolanan Anak Tradisional" 2010 di Kabupaten Batang. Lebih dari 10 kelompok peserta yang merupakan wakil dari tiap-tiap Kecamatan di Kabupaten Batang, mengikuti kegiatan tersebut.
Menurut Dra. Kusumastuti Setyaningsih Kepala Perpustakaan Daerah Kabupaten Batang selaku Penggagas dan sekaligus Ketua Panitia Penyelenggara Festival, kegiatan Festival dimaksudkan untuk "nguri-uri" ( melestarikan ) berbagai bentuk permainan anak-anak tradisional dari Jawa, yang hampir tidak pernah dilakukan oleh anak-anak pada zaman sekarang. Acara dimulai sekitar pukul 09.00 WIB. di halaman utara Gedung Wanita Kabupaten Batang dalam sebuah panggung terbuka. Acara tersebut merupakan bagian dari acara Pameran Buku Murah  yang digelar 13-19 Oktober 2010 di Gedung Wanita Kabupaten Batang.
     Salah satu kelompok peserta yang merupakan wakil dari Kecamatan Bawang hadir lebih awal dari jadwal yang ditentukan. Menurut Sri Widiastuti pelatih, koreografer, dan perias , sekaligus istri dari Wakhyudin, kordinator pelaksana perwakilan  dari Kecamatan Bawang, dirinya hadir lebih awal dikarenakan jarak yang harus ditempuh lumayan jauh berkisar 45 km untuk ke lokasi.
     Kecamatan Bawang menghadirkan dolanan "Cublak-Cublak Suweng" yang dikolaborasikan dengan permainan kruk dan egrang serta tetembangan ( lagu-lagu ) seperti Cublak-cublak suweng, Menthog-menthog, dan Buta Galak disertai gerakan tarian. Pesertanya merupakan siswa-siswi dari SD Negeri Jlamprang ( pa ) sebanyak 8 siswa dan SDN Wonosari 01 ( pi ) sebanyak 7 siswi.
Kepala UPT Disdikpora setempat, H. Muhajir,S.Pd. beserta Sumaryono, S.Pd.selaku Pengawas TK/SD dan Sri Haryono selaku penilik PLS ikut mendampingi. Sedangkan menurut Edi Susanto, S.Pd. Kepala SDN Jlamprang, kejuaraan bukanlah satu-satunya tujuan mereka, tapi penampilan yang maksimal dan visualisasi bernuansa klasik menarik, akan mengingatkan penonton usia belia bahwa dahulu orang-orang tua mereka bermain seperti itu, sebelum ada hp, game, play station ( PS ), dll. Terlepas dari hasil kejuaraan yang ada yang jelas pelaksanaan kegiatan tersebut patut diacungi jempol untuk melestarikan budaya negeri, asli Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar